20 September 2008

Tidak Bersungut-sungut

“ Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan ! Sekali lagi kukatakan : Bersukacitalah ! hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat ! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. “ ( Filipi 4 : 4 – 7 )

Kata “ bersukacita “ merupakan klimaks daripada pertumbuhan rohani kita. Permulaan akan sukacita diawali dari iman yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Karena dengan imanlah maka segala ketakutan, kecemasan dan kekuatiran akan hilang. Tuhan memberikan iman dan Dia juga melengkapi kita dengan pengharapan supaya kita bersikap optimis untuk melihat masa depan yang penuh dengan keberhasilan dan Dia melengkapi kita dengan kasih yang mana sebagai manifestasinya adalah sukacita. Lawan daripada bersukacita adalah bersungut-sungut. Bangsa Israel adalah bangsa yang dicintai, dikasihi, dibimbing dan diberkati Tuhan namun tetap bersungut-sungut setiap hari. Walaupun banyak mujijat yang telah mereka lihat tetapi ucapan syukur tidak pernah keluar dari mulut mereka, baca Keluaran 14 : 11 “ Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini ? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir ?” Seharusnya bangsa Israel tidak bersungut-sungut atau menggerutu saat menghadapi persoalan; tetapi mereka harus berdoa kepada Tuhan. Memang saat itu bangsa Israel menghadapi jalan buntu, tetapi Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan memerintahkan Musa untuk mengangkat tongkatnya sehingga seluruh orang Mesir yang sedang mengejar terkubur dalam laut Teberu ( disaksikan tiga juta orang ).

Ternyata, dengan berbagai mujijat yang terjadi tidak cukup untuk mengubah sikap bangsa Israel untuk tidak bersungut-sungut tetapi justru semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, melalui sikap daripada bangsa Israel telah tampak bahwa mereka senang hidup dalam perhambaan, tindakan maupun tekanan daripada menjadi orang merdeka.

Saudara, apabila kita membaca pada ayat maupun pasal berikutnya,maka kita hanya mendapatkan persunguta demi persungutan yang dilakukan oleh bangsa Israel. Mereka tidak sadar bahwa yang mereka lakukan telah membuat mereka tidak pernah memiliki apa yang disebut dengan sukacita. Selain itu, dalam keadaan yang demikian, mereka malah berani melawan Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah, tatkala Musa sedang berdoa di atas gunung untuk bersekutu serta mencari kehendak Tuhan. Bangsa Israel tidak sabar saat menantikan Musa untuk turun dari gunung.

Bukankah hal demikian juga sering dilakukan oleh orang Kristen, yang mana kerapkali tidak sabar dalam menantikan musim menuai ( janji Tuhan untuk digenapi dalam kehidupan mereka ), justru sikap bersungut-sungut atau menggerutu yang sering dilakukan saat menghadapi tantangan. Oleh sebab itu, melalui kisah diatas biarlah menjadi pelajaran dalam kehidupan kita, yaitu supaya kita tidak bersikap seperti yang bangsa Israel lakukan.

Kata-kata pujian, tidak cukup hanya ada dibenak kita saja; kita harus mengekspresikannya. Ada ungkapan lama yang mengatakan : “Cinta bukanlah cinta sampai ia diucapkan. “ Jangan mau jadi penerima saja; tetapi jadilah seorang pemberi. Apabila anda menanggalkan masalah pribadimu dan mulai membantu orang lain, maka anda menjadi tidak kuatir akan kebutuhanmu. Sesuatu yang ajaib terjadi manakala kita tidak berfokus pada diri sendiri, melainkan kepada kebutuhan orang-orang disekeliling kita. ( Amsal 31 : 9 )

Sumber : Buku Panduan DOa Puasa 40 Hari dengan tema HARVEST TIME

Labels:

14 September 2008

Penguasaan DIri / Ketaatan

"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1 Korintus 11:1)

Kata "jadilah pengikut" berarti Paulus, ia ingin setiap orang yang diajarnya meneladani pribadi Kristus. Paulus tetap rendah hati dalam mengikuti Kristus, walaupun ia memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dibanding dengan dengan orang lain. Ia menyadari bahwa dihadapan Tuhan dirinya tidak ada apa-apanya. Ada dua hal yang ditemukan Paulus dalam diri Tuhan Yesus yang memang patut untuk diteladani, yakni:

Penguasaan Diri. Yesus memulai pelayananNya di bumi ini, ia telah belajar mengenai penguasaan diri. Salah satu contohnya, yaitu: tatkala ia dicobai oleh iblis di padang gurun sebanyak tiga kali, Ia telah sanggup mengalahkan cobaan itu. KesanggupanNya dalam mengalahkan cobaan itu dikarenakan ia telah belajar akan penguasaan diri, yaitu melalui puasa selama 40 hari (Matius 4:1-11). Memang Yesus itu lahir dari Roh, tetapi Ia terdiri dari daging juga. Tuhan Yesus mengerti bahwa dengan penguasaan diri, maka cobaan iblis yang memancing hawa nafsuNya untuk melakukan dosa dapat dikalahkan. Dan perlu kita tahu bahwa Roh Allah dapat bekerja dengan leluasa apabila penguasaan diri ada dalam diri kita dan keinginan daging telah dilakukan. Roh Allah tidak bekerja secara luar biasa bukan karena metode atau program yang kurang bagus, tetapi semuanya itu disebabkan oleh karena kita masih hidup dalam kedagingan dan hawa nafsu. Oleh karena itu, saat kita sedang berpuasa untuk melatih penguasaan diri kita, maka Roh Allah itu akan muncul dan bekerja secara luar biasa. Sebab semakin kita hidup dalam penguasaan diri maka Roh Allah semakin muncul dalam kehidupan kita dan kuasa Tuhan akan bekerja tanpa batas. Apabila kita menggunakan pedoman penguasaan diri maka segala karunia buah-buah Roh Kudus akan muncul dengan subur. Dan apa artinya kita berpendidikan tinggi tanpa adanya penguasaan diri dalam hidup kita.

Taat terhadap kehendak Tuhan (Obey the Lord). Manusia pertama kali jatuh dalam dosa disebabkan karena ketidaktaatan terhadap kehendak Tuhan. Tetapi disini kita akan belajar dari pemimpin agung kita yaitu Tuhan Yesus mengenai ketaatan. Sejauh mana ketaatan daripada Tuhan Yesus mengenai ketaatan. Sejauh mana ketaatan daripada Tuhan Yesus terhadap Bapa? Ketaatan Tuhan Yesus terhadap Bapa adalah sampai kematianNya diatas kayu salib, seperti yang tertulis dalam Filipi 2: 5-11. Memang secara manusia, Tuhan Yesus tidak sanggup menghadapi pergumulan yang sedang Ia jalani yaitu harus mengalami penderitaan yang berat, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Karena terlalu beratnya penderitaan yang Ia tanggung, sampai Tuhan Yesus berdoa sebanyak tiga kali dengan kata-kata yang sama seperti yang tertulis dalam Matius 26:39. Tetapi oleh karena ketaatanNya, Ia menyerahkan sepenuhnya ke dalam tangan Bapa, walaupun berat rasanya untuk dapat menanggung semua penderitaan itu. Dan pada akhirnya Ia ditinggikan dan diberi kuasa baik di bumi maupun di Surga.

Melalui penjelasan diatas, marilah kita senantiasa belajar hidup dalam penguasaan diri dan taat terhadap kehendak Tuhan, supaya kita tetap berkenan di hadapan Tuhan dan pelayanan kita tidak sia-sia. Amin.


Jangan menjadi orang yang hidupnya berpusat pada diri sendiri, maka anda tidak saja sedang kehilangan yang terbaik dari Tuhan, tetapi juga anda sedang merampas sukacita dan berkat orang lain yang Tuhan titipkan melalui anda. Memang mudah mengkritik dan menyalahkan atau menunjuk kesalahan orang lain. Tetapi Tuhan ingin kita memotivasi mereka, menjadi berkat, mengucapkan kata-kata iman dan kemenangan kedalam hidup mereka. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pujian kepada seseorang? (Ibrani 3:13)

Sumber : Buku DOa Puasa 40 Hari ( HARVEST TIME )

Labels: ,

11 September 2008

Benih yang Kau Tanam Harus Mati

“Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh kedalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yohanes 12:24)


Saat Yesus menggunakan ilustrasi mengenai sebuah benih yang jatuh ke tanah, sesungguhnya Yesus sedang memberitahukan kematianNya yang akan datang dan buah yang akan dihasilkan dari pengorbananNya. Benih yang ditanam harus mati dulu sebelum menghasilkan benih yang berlipat ganda, kita akan berbuah hanya jika kita mau berkorban. Seperti janda Sarfat yang memberikan dari kekurangannya namun akhirnya diberi kelimpahan (1 Raja-raja 17:7-16). Ditengah-tengah resesi, dimana tanah menjadi kering dan gandum tidak ada lagi, janda ini mempunyai makanan hanya untuk hari ini, yang sesudah ia dan anaknya memakannya, mereka akan mati. Tuhan terkesan dengan pemberian janda itu karena Ia melihat hati yang sepenuhnya percaya kepada Tuhan sebagai pemeliharanya. Banyak orang yang hidup dalam kemiskinan atau pas-pasan yang tidak berani untuk memberi karena takut kekurangan pada akhir bulan.

Sekalipun saudara masih berkekurangan jangan hal itu menhambat saudara untuk tetap menabur. Walau dengan keadaan yang kurang tetaplah menabur. Kalau kita hanya memperhatikan keadaan kita maka kita tidak akan pernah mau menabur, saudara tidak akan berani memberikan perpuluhan atau korban saudara (pengkotbah 11:4, “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai”). Saudara mungkin berpikir, Tuhan apa yang hendak Engkau lakukan terhadap kami? Mengapa kami harus memberi disaat kami kekurangan dan tidak mempunyai apa-apa?” Jangan engkau memandang keadaan sekitarmu apabila engkau menabur. Sebab tuaian yang besar ada di hadapan kita.

Sejalan dengan pertumbuhan iman, kita juga harus menabur dalam pekerjaan Tuhan. Dan apa yang kita tabur tidak harus selalu berupa uang atau harta, tetapi bisa juga waktu, tenaga, pikiran atau hal-hal yang lain. Yang jelas yang kita tabur adalah sesuatu yang dapat mendukung dalam pekerjaan Tuhan. Saudara dapat menabur di gereja atau di persekutuan-persekutuan doa, memberi pada orang miskin, bahkan apabila saudara memindahkan seseorang dari kegelapan masuk dalam terang Allah, saudara telah menabur. Segala sesuatu yang sudah kita tabur jangan kita ungkit-ungkit, sebab kalau tidak demikian maka apa yang kita tabur akan sia-sia. Memang saat kita menabur tidak selalu lancar, kadang-kadang saat kita menabur disertai air mata, seperti yang firman Tuhan katakan:”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai denga bersorak-sorai…(Mazmur 126:5-6). Tetapi perlu kita ingat, bahwa apa yang kita tabur tidak akan sia-sia, tetapi akan kembali berlipat ganda bahkan sampai seratus kali lipat sesuai dengan pertumbuhan iman kita.

Untuk itu janganlah kita putus asa, sebab apa yang tidak pernah kita dengar ataupun kita lihat, bahkan apa yang tidak pernah timbul dalam hati kita, semuanya akan disediakan Allah. Dengan demikian, maka kita akan disebut orang yang berhasil, bahagia an penuh dengan damai sejahtera.


Yesus mendorong murid-murid untuk memperbesar visinya: “Engkau tidak dapat menaruh anggur yang baru kedalam kirbat anggur yang lama.” Yesus berkata bahwa anda tidak dapat mencapai kehidupan yang hebat dengan sikap seadanya. Pelajaran tersebut tetap relevan sampai hari ini. Kita ditentukan oleh kebiasaan kita, dipengaruhi oleh perspektif kita dan terbentur oleh cara berpikir kita. TUHAN sedang mencoba sesuatu yang baru, namun apakah kita bersedia berubah, bersedia memperluas dan memperbesar visi kita; kalau tidak, kita akan kehilangan kesempatan dariNya (Lukas 5:37-38)

Sumber : Buku Panduan DOa Puasa 40 Hari ( Tema HARVEST TIME )

Labels: , , ,

10 September 2008

Menabur Perbuatan Baik

“Jangan kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktuya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” ( Galatia 6 : 9 ).

Ketika Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, Ia telah menetapkan sebuah hukum yang berlaku di alam ciptaanNya, yaitu “ Hukum tabur-tuai”. Semua tumbuh-tumbuhan dibumi akan berbuah melalui suatu proses yang dikenal sebagai tabur tuai. Suatu ketika Allah murka terhadap manusia, karena perbuatan mereka, ( Kejadian 6 ), maka didatangkanNya air bah untuk memusnahkan semua makhluk termasuk tumbuh-tumbuhan di bumi ini, kecuali nabi Nuh dan keluarganya beserta sepasang-sepasang segala jenis binatang. Setelah air bah menjadi surut kembali, dan Nuh keluar dari bahteranya, lalu Nuh mempersembahkan korban kepada Tuhan. Sewaktu Allah mencium bau persembahan itu dan pada saat itulah Allah berfirman dalam hatiNya ( Kejadian 8 : 20 – 22 )

Sekarang kita akan melihat aplikasi dari hukum tabur tuai seperti raja-raja yang memerintah di perjanjian lama; Raja Yerobeam ( Israel Utara ); Raja Manasye ( Raja Yehuda ). Setiap kali raja-raja pada perjanjian lama telah berbuat dosa di hadapan Tuhan, maka rakyatnya yang ikut menuai akibatnya. Jadi, raja menabur kesalahan, rakyatnya menuai kesengsaraan.

Kita menuai apa yang telah ditabur terlebih dahulu, contohnya Yesus yang telah memberikan hidupnya bagi kita semua, di Golgota, supaya kita beroleh pengampunan akan dosa kita. Tuhan menabur dengan memberikan anak TunggalNya, kita menuai hidup kekal ( Yohane 3 : 16 ). Jadi apabila kita menabur yang baik, kita akan menuai hasilnya, pada musim yang telah ditentukan Tuhan.

Ada alasan mengapa orang menjadi jemu untuk menabur yang baik. Iblis senantiasa mengganggu pikiran kita dengan mengatakan menabur kebaikan adalah sesuatu yang berat, karena tidak segera melihat hasilnya, akhirnya kita menjadilemah karena selalu mendengar suara orang lain, tidak mempercayai dan mengalami firman Tuhan. Jadi, apabila kita menabur yang baik, kita akan menuai hasilnya, pada musim yang telah ditentukan Tuhan.

Jangan jemu untuk menabur kebaikan. Sebab firman Tuhan mengatakan: Hendaklah kebaikanmu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! ( Filip 4 : 5 ). Bukan untuk maksud pamer, tetapi supaya nyata Kristus yang ada di dalam diri kita. Kebaikan yang harus ditabur adalah kebaikan yang Tuhan ciptakan dalam hidup kita. Bukan kebaikan yang meminta pamrih. Sama halnya sperti Yesus, Ia selalu berbuat baik kepada kita semua.

Menabur perbuatan baik maka kita akan menuai juga perbuatan baik. Jika menabur jahat maka kita akan menuai kejahatan. Karena apa yang kita tabur akan kita tuai juga.

Melalui doa puasa ini marilah berkomitmen pada Tuhan: Aku mau menabur perkara baik bagi kemuliaan nama Tuhan. Amin.


Mulai mengharapkan berkat dari Tuhan. Mulailah bersiap-siap untuk menerima promosi dan kemajuan secara supranatural. Anda harus memberi ruang bagi kemajuan di dalam pikiranmu, selanjutnya Tuhan yang akan membuat hal-hal tersebut digenapi. Anda harus belajar memperluas visimu, memandang masa depan dengan mata imanmu, sebab pikiranmu yang salah akan menghambat hal-hal yang baik terjadi dalam hidupmu. Tuhan tidak akan mencurahkan ide-ide kreatif yang segar dan berkat-berkatnya ke dalam sikapmu yang lama ( Matius 17 : 20 )

Sumber : Buku Panduan Doa Puasa 40 hari ( Tema HARVEST TIME )

Labels: , ,

08 September 2008

Kualitas Benih yang Ditanam

“Namun aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh mruni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar” ( Yeremia 2 : 21 )!


Kualitas panen tergantung dari kualitas benih yang ditanam. Dalam hal kualitas benih, maka kita membaca terlebih dahulu kitab Yeremia 2:21. kualitas benih itu sangat menentukan hasil panen. Hasil panen yang baik adalah pertama, jika kualitas benih baik, Matius 7:17 “Demikian setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. “Kedua, menanam benih anggur menghasilkan buah anggur, Mazmur 107:37 “Mereka menabur diladang-ladang dan membuat kebun-kebun anggur, yang mengeluarkan buah-buahan sebagai hasil.” Ketiga, jika benih rajin dirawat, Lukas 13:8 “Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,”, Yesaya 5:2a “Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga ditengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur”.

Ciri kualitas anggur yang baik tandanya masih ada airnya (ada berkat Tuhan), Yesaya 65:8 “Beginilah firman Tuhan: “Seperti kata orang jika pada tandan buah anggur masih terdapat airnya: Janganlah musnahkan itu, sebab didalamnya masih ada berkat! Demikianlah Aku akan bertindak oleh karena hamba-hambaku, yakni aku tidak akan memusnahkannya sekaliannya.” Ditanam di ladang yang baik akan tumbuh dengan baik , Yehezkiel 17:8 “Namun ia ditanam diladang yang baik, dekat air yang berlimpah-limpah, supaya ia bercabang-cabang dan berbuah dan supaya menjadi pohon anggur yang bagus.”

Perlu diperhatikan bahwa ada benih baik tapi hasil masam (tidak baik), (Yesaya 5:4 ”Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggurKu itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang masam?); mengapa? Karena menanam dengan kesombongan (motivasi), ada kesalahan dengan Tuhan yang belum terselesaikan. Yeremia 2:21-22 Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar! Bahkan, sekalipun engkau mencuci dirimu dengan air abu, dan dengan banyak sabun, namun noda kesalahanmu tetap ada di depan mataku, demikianlah firman tuhan Allah.” Akibatnya, Mazmur 78:46-47 “Ia memberikan hasil tanah mereka kepada ulat, dan hasil jerih payah mereka kepada belalang; Ia mematikan pohon anggur mereka dengan hujan batu, dan pohon-pohon ara mereka dengan embun beku.

Apabila kita menabur dengan kualitas yang bagus maka hasilnyapun bagus pula, asalkan kita tetap menjaga dan memeliharanya. Yeremia berkata, bukankah benih yang ditabur adalah baik, tetapi pohonnya berubah menjadi tidak baik. Itu tandanya kita harus pelihara sungguh-sungguh. Meskipun kita menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai (Mazmur 126:5-6)

Berilah yang terbaik bagi seluruh pekerjaan Tuhan. Jangan memberi asal-asalan, karena kualitas tuaian yang baik tergantung dari benih apa yang kita taburkan. Dan juga taburlah semua benih baik itu dengan motivasi dan hati yang baik juga.


Anda boleh saja berkata,”Saya tidak punya apa-apa untuk dibagikan.” Tetapi anda dapat memberikan senyum. Anda dapat memberikan pelukan. Ada orang yang membutuhkan dorongan semangat. Tuhan tidak menciptakan kita sebagai “Prajurit yang kesepian”. Ia menciptakan kita sebagai makhluk bebas, tetapi Ia tidak bermaksud agar kita menjadi orang yang serba sendiri. Kita sungguh saling membutuhkan satu sama lain.
(I Korintus 12:26-27)


Sumber : Buku Paduan Doa Puasa 40 Hari dengan tema HARVEST TIME

Labels: ,

06 September 2008

Menabur dalam ROH

… “ Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” ( Gal 6 : 8 )

Jiwa yang berpihak pada kedagingan akan memunculkan create vision ( cita-cita ), yang pada akhirnya akan mengarah pada hidup dalam kedagingan. Sedangkan apabila jiwa dan roh kita berpihak pada Roh Kudus, maka Roh Kudus akan memberikan iman kepada kita, serta visi yang diciptakan oleh iman itu sendiri. Buah-buah yang dihasilkan dari visi dengan berdasarkan kedagingan akan berakibat buruk. Oleh karena itu kita sebagai manusia roh harus belajar untuk memiliki kepekaan ketika hendak melakukan suatu tindakan, karena antara ambisi dan iman itu memiliki perbeaan yang sangat tipis, selain itu iman dan ambisi itu berjalan bersama-sama. Tetapi suatu saat kedua hal ini akan diuji oleh Tuhan ketika manusia hendak mencapai esensi daripada kehidupan yaitu kasih.
Apabila kita membaca dari 1 Kor 15 : 45 – 53, maka kita akan mendapatkan suatu pemahaman bahwa manusia lahirlah atau manusia alamiah kita tidak akan masuk dalam Kerajaan Surga, sedangkan yang masuk dalam Kerajaan Surga adalah manusia roh kita. Walaupun demikian, saat ini kita tidak bisa meninggalkan atau lepas dari manusia alamiah , karena manusia alamiah dengan manusia roh ini terbentuk menjadi satu selama kita tinggal di dunia ini. Tetapi apabila kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus maka kita sanggup hidup dalam kekudusan-Nya. Oleh sebab itu kita harus mendewasakan manusia roh kita dan melatih manusia alamiah untuk tunduk dan melakukan seperti yang manusia roh kehendaki, sebab didalam manusia alamiah kita akan mengerjakan pekerjaan yang tidak binasa yaitu kehidupan yang kekal, Roh Allah yang ada dalam diri manusia memampukan kita dipimpin oleh Roh Kudus. Sebab ketika kita hidup dalam pimpinan Roh, maka kita tidak akan menuruti keinginan daging. Apabila kita tetap dalam hidup dalam pimpinan Roh, maka kita hidup dalam kemakmuran.
Saudara, jikalau saat ini kita hidup hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, maka janganlah kita lanjutkan sebab Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dipimpin oleh Roh Allah yang pada akhirnya kita akan dibawa untuk menjadi manusia yang sempurna. Oleh karena itu janganlah kita menunda untuk belajar mencari kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya terlebih dahulu, karena semuanya ditambahkan dalam kehidupan kita ( Mat 6 : 33 ).
Tetapi carilah dahlu Kerajaan Allah dan kebenarnnya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Menabur dalam roh adalah sesuai dengan keinginan Tuhan tetapi orang yang menabur dalam daging, ialah orang yang menabur hanya berdasarkan keinginan diri sendiri yang penuh dengan hawa nafsu. Tunduklah pada firman dan Roh Kudus maka benih taburan kita akan diberkati Tuhan. Amin.

Kita diciptakan untuk memberi, tidak hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Jika anda kehilangan kebenaran ini, anda akan kehilangan kelimpahan dan luapan sukacita yang telah Tuhan sediakan bagimu. Pada saat anda keluar menjangkau orang-orang yang membutyhkan. Kunjungilah panti asuhan atau rumah sakit anak-anak. Jadilah temannya dan berilah ia dorongan semangat. Anda perlu menabur sejumlah beih agar Tuhan dapat memberimu panen besar. Yak 3 : 18

Sumber : buku panduan Doa Puasa 40 hari 28 Agustus – 6 Oktober 2008. HARVEST TIME

05 September 2008

Engkau Harus Menabur Benih

… “ Beginilah hal Kerajaan Allah itu : Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui oang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera meyabitnya, sebab musim menuai sudah tiba.” ( Markus 4 : 26-29 )

Tidak ada suatu apaun di dunia ini yang tidak berasal dari benih. Tuhan menaburkan Firman-Nya ketika menciptakan bumi dan segala isinya ( Kej 1 : 1 – 2; 14; Yoh 1 : 1 – 3 ). Bahkan Yesus pun adalah “ Benih “ yang ditabur ke duniauntuk mati dan menghasilkan tuaian anak manusia manuk kedalam kerajaan-Nya ( Ibr 2 : 9-10; Yoh 12 : 23 – 24 ). Benih merpakan sesuatu yang sangat kecil dan tidak berarti tetapi jika ditanam di media tanah yang tepat, maka beberapa hari kemudian benih itu meumbuhkan tunas yang memberikan pengharapan. Seorang petani memiliki iman terhadap benih dan tanah di mana ia menabur, dia yakin dia pasti menuai.
Sama halnya dengan prinsip kerja Kerajaan Allah yakni berlakunya prinsip tabur dan tuai. Di dalam Kerajaan Tuhan, segalanya dimulaidengan benih yang ada di tangan kita ( penabur ), benih itu harus kita tabur di tanah yang subur. Lalu kita tidakperlu memusingkan bagaimana caranya benih itu bertumbuh karena Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan ( 2 Kor 9 : 10 – 11 ).
Tugas kita adalah menabur benih yang kita miliki, percaya kepada kemampuan Tuhan untuk memberikan pertumbuhan yang baik kepada benih itu,menantikan masa menuai tiba dengan penuh harapan dan tanpa kenal lelah, dan jika tiba saatnya kita akan menuai ( Gal 6 : 7 ). Ingat, tidak ada petani yang bosan menantikan masa menuai lalu pergi meninggalkan ladangnya karena putus asa alam penantian.
Prinsip manabur dan menuai tidak hanya berlaku pada tumbuh-tumbuhan saja, tetapi berlaku dalam kehidupan kita pula. “Jangan sesat ! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu jugayang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” ( Gal 6 : 7 – 8 )
Tuhan mengatakan jangan sesat, sebab Tuhan tidak bisa dipermainkan. Orang yang menabur dalam dagingnya akan menuai kebinasaan, tetapi mereka yang menabur dalam Roh akan menuai hidup yangkekal. Kedua ayat itu memiliki dua arti, maksudnya apabila kita menabur secara rohani akan dibawa sampai pada kerajaan surga. Tetapi apabila kita menabur hal daging maka kita akan menuai hal daging pula.
Selama kita menumpang di bumi ini maka kita tidak bisa lepas dari musim menabur dan menuai ( Kej 8 : 22 ). Ketika kita menabur tidak dapat sekaligus kita menuai sebab kita membutuhkan waktu untuk sampai pada masa penuaian. Demikianlah kita sebaai orang Kristen, jikalau kita menabur hal-hal rohani atasu jasmani maka dalam jangka waktu tertentu kita akan menuai hal rohani dan jasmani, bahkan menuai hal rohani itu berlangsung terus sapai masuk pada Kerajaan Allah ( Wahyu 14 : 13 )

Salah satu hal terbaik yang dapat anda lakukan jika anda sedang menghadapi masalah adalah membantu orang lain menyeleaikan masalahnya. Jika anda ingin impianmu digenapi, bantulah seseorang untuk meraih impiannya. Mulailah dengan menabur sejumlah benih maka Tuhan akan memberimu tuaian. Dikala kita memenuhi kebutuhan orang lain, maka Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita. ( Fil 4 : 13, 19 – 20 )


Sumber : Buku panduan Doa Puasa 40 Hari ( 28 Agustus – 6 Oktober 2008 ) HARVEST TIME

Labels: