Reaksi Suami Terhadap Foto Sexy Istri
Victoria Caroline Haltom adalah fotografer yang menekuni foto perempuan
dalam balutan busana seksi. Lewat Victoria Caroline Boudoir, banyak
perempuan menggunakan jasanya. Termasuk seorang ibu rumah tangga dari
Texas.
Sebut saja namanya A. Usianya 40-an. Menurut Haltom, A ingin memberikan foto-foto dirinya sebagai hadiah untuk sang suami.Ibarat masakan, pernikahannya mulai terasa agak hambar. Karenanya sedikit bumbu tambahan diperlukan.
Setelah pemotretan A berpesan pada Haltom agar mengedit fotonya supaya terlihat sempurna. "A melihat mataku sambil berkata 'Aku ingin kau mengedit semua selulit, stretch mark, lemak, dan kerutan. Hilangkan semua. Aku ingin merasa cantik'."
Cerita Haltom itu dilansir Pop Sugar. Ini bukan pertama kalinya Haltom mendapat permintaan serupa. Jadi Haltom setuju melakukannya. A lalu memberikan foto-foto yg sdh di-edit tersebut sebagai hadiah Natal kepada suaminya.
Tak lama kemudian, Haltom mendapat surel (email) dari suami A.
Atas sepengetahuan pasangan tersebut, Haltom membagikan isi surat tersebut melalui akun Facebooknya. Isinya sangat INSPIRATIF. Begini isi surat tersebut :
Saat saya membuka album yang diberikannya, hati ini seolah tenggelam. Foto-foto itu bagus, jelas sekali Anda seorang fotografer berbakat.
Tapi itu bukan istri saya. Anda menghilangkan seluruh "cacat"-nya. Saya tahu, Anda melakukan ini atas permintaannya, namun ini sama saja dengan menghilangkan hidup yang kami lewati bersama.
Saat Anda menghapus stretch mark, Anda melenyapkan dokumentasi anak-anak kami. Saat Anda menghapus kerut di wajahnya, hilang sudah dua dekade yang kami lalui dengan tawa juga khawatir. Ketika Anda menghapus selulitnya, Anda menghilangkan hobi memasak, dan makanan enak yang kami santap bersama.
Saya tidak menulis ini untuk membuat Anda merasa bersalah. Saya menulis ini untuk berterima kasih.
Foto-foto ini menyadarkan bahwa saya tak cukup memujinya, mengatakan betapa saya mencintai istri saya apa adanya. Begitu jarangnya sampai ia berpikir foto yang di-edit ini adalah gambaran dirinya yang saya suka. Saya harus berusaha lebih baik lagi, mencintainya dengan segala ketidaksempurnaan yang ia miliki.
Terima kasih telah mengingatkan saya.
Usai membaca surat tersebut, Haltom berurai air mata. Ia memendam rasa bersalah 6 bulan lamanya sebelum memutuskan untuk membagikan kisah INSPIRATIF ini.
Dilansir Buzzfeed, sejak saat itu, Haltom tak mau lagi meng-edit total foto klien. "Ternyata perempuan cukup meng-apresiasi fakta bahwa saya dapat menerima mereka apa adanya," ujar Haltom.
Layaknya koin memiliki dua sisi. Anda bisa juga menganggap kisah yang dibagikan Haltom hanya upaya publikasi belaka. Tapi Haltom menilai itu justru menunjukkan betapa pentingnya pesan dari kisah tersebut baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Semoga kisah ini bisa meng-inspirasi ibu2 utk selalu bersahaja dan berjalan apa adanya serta senantiasa bersyukur.
Kita harus bisa memahami dgn benar apa perbedaan antara MENYUKAI dan MENCINTAI.
Selamat siang Frens !😊👌
Sebut saja namanya A. Usianya 40-an. Menurut Haltom, A ingin memberikan foto-foto dirinya sebagai hadiah untuk sang suami.Ibarat masakan, pernikahannya mulai terasa agak hambar. Karenanya sedikit bumbu tambahan diperlukan.
Setelah pemotretan A berpesan pada Haltom agar mengedit fotonya supaya terlihat sempurna. "A melihat mataku sambil berkata 'Aku ingin kau mengedit semua selulit, stretch mark, lemak, dan kerutan. Hilangkan semua. Aku ingin merasa cantik'."
Cerita Haltom itu dilansir Pop Sugar. Ini bukan pertama kalinya Haltom mendapat permintaan serupa. Jadi Haltom setuju melakukannya. A lalu memberikan foto-foto yg sdh di-edit tersebut sebagai hadiah Natal kepada suaminya.
Tak lama kemudian, Haltom mendapat surel (email) dari suami A.
Atas sepengetahuan pasangan tersebut, Haltom membagikan isi surat tersebut melalui akun Facebooknya. Isinya sangat INSPIRATIF. Begini isi surat tersebut :
Saat saya membuka album yang diberikannya, hati ini seolah tenggelam. Foto-foto itu bagus, jelas sekali Anda seorang fotografer berbakat.
Tapi itu bukan istri saya. Anda menghilangkan seluruh "cacat"-nya. Saya tahu, Anda melakukan ini atas permintaannya, namun ini sama saja dengan menghilangkan hidup yang kami lewati bersama.
Saat Anda menghapus stretch mark, Anda melenyapkan dokumentasi anak-anak kami. Saat Anda menghapus kerut di wajahnya, hilang sudah dua dekade yang kami lalui dengan tawa juga khawatir. Ketika Anda menghapus selulitnya, Anda menghilangkan hobi memasak, dan makanan enak yang kami santap bersama.
Saya tidak menulis ini untuk membuat Anda merasa bersalah. Saya menulis ini untuk berterima kasih.
Foto-foto ini menyadarkan bahwa saya tak cukup memujinya, mengatakan betapa saya mencintai istri saya apa adanya. Begitu jarangnya sampai ia berpikir foto yang di-edit ini adalah gambaran dirinya yang saya suka. Saya harus berusaha lebih baik lagi, mencintainya dengan segala ketidaksempurnaan yang ia miliki.
Terima kasih telah mengingatkan saya.
Usai membaca surat tersebut, Haltom berurai air mata. Ia memendam rasa bersalah 6 bulan lamanya sebelum memutuskan untuk membagikan kisah INSPIRATIF ini.
Dilansir Buzzfeed, sejak saat itu, Haltom tak mau lagi meng-edit total foto klien. "Ternyata perempuan cukup meng-apresiasi fakta bahwa saya dapat menerima mereka apa adanya," ujar Haltom.
Layaknya koin memiliki dua sisi. Anda bisa juga menganggap kisah yang dibagikan Haltom hanya upaya publikasi belaka. Tapi Haltom menilai itu justru menunjukkan betapa pentingnya pesan dari kisah tersebut baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Semoga kisah ini bisa meng-inspirasi ibu2 utk selalu bersahaja dan berjalan apa adanya serta senantiasa bersyukur.
Kita harus bisa memahami dgn benar apa perbedaan antara MENYUKAI dan MENCINTAI.
Selamat siang Frens !😊👌
Labels: kisah inspiratif, renungan
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home