KETIKA BADAI DATANG
Markus 4 : 35 – 41
Kita seringkali menyadari dan mengatakan, “ aku berada ditempat ini karena Tuhan, aku cuma mengalir saja.” Seperti itu juga yang dilakukan oleh murid-murid-Nya. Hanya mengikuti apa yang Yesus perintahkan karena mereka percaya kepada Yesus.
3.
Ketika murid-murid menyeberangi danau Galilea tiba-tiba muncul taufan dan badai. Dua masalah muncul secara bersamaan. Seringkali ketika kita menjalani hidup dengan tenang tiba-tiba ada masalah datang, suatu masalah yang timbul bukan karena kesalahan kita. Masalah itu besar dan bertubi-tubi sehingga mengejutkan kita. Kita berharap setelah kita terima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka hidup kita akan enak. Keluarga kita diberkati menjadi keluarga yang harmonis, pekerjaan kita diberkati sehingga semakin hari penghasilan kita semakin besar, pelayana kita diberkati sehingga berkembang dan menjadi berkat bagi banyak orang. Anggapan atau pemikiran yang seperti ini seringkali membuat kita terkejut ketika tiba-tiba suatu masalah terjadi. Padahal, firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup dengan Yesus berarti tidak ada masalah. Tuhan tidak pernah berjanji bila kita melayani maka hidup kita akan baik-baik saja, akan lancar-lancar saja. Firman Tuhan tidak pernah berjanji kalau kita perpuluhan maka kita tidak akan mengalami masalah apapun.
4. Yesus ada dimana ketika taufan dan ombak besar itu datang ? ( ayat 38 )
Yesus ada di dalam perahu ketika taufan dan ombak ganas menyerang perahu yang dinahkodai oleh para murid. Ketika kita menghadapi suatu masalah seringkali kita tidak menyadari kehadiran Yesus dalam hidup kita. Kita terlalu fokus pada masalah kita, kita panik. Kita mengandalkan semua kepintaran kita, pengalaman kita, uang kita, kedudukan kita, dll untuk menyelesaikan masalah. Ketika itu semua tidak dapat menyelesaikan masalah yang kita hadapi kita semakin panik. Bahkan ada beberapa anak Tuhan akhirnya memilih untuk minta pertolongan pada dukun, dll. Mengapa ? karena terlalu fokus pada masalah sehingga tidak menyadari kehadiran Yesus
Murid murid selalu bersama Yesus setiap hari, dan melihat Yesus mengadakan mujijat setiap hari namun ketika mereka menghadapi masalah mereka lupa pada kehadiran Yesus dalam perahu.
Setelah semua daya upaya mereka tidak berhasil mengendalikan perahu yang selama berjam-jam terus menerus diterjang taufan dan ombak besar akhirnya mereka berseru kepada Yesus.
5. Yesus menolong para murid ( ayat 39 )
Yesus bukannya tidak tahu atau tidak peduli keadaan yang dialami oleh para murid karena Dia Tuhan dan Dia ada di dalam perahu tersebut tapi Yesus tidak melakukan apa-apa sampai para murid berseru kepada-Nya.
- Seringkali Tuhan menunggu kita berseru kepada-Nya baru Dia tolong karena Tuhan mau kita sadar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa Tuhan. Tuhan mau kita tergantung pada-Nya dalam segala keadaan.
- Seringkali Tuhan mengijinkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita untuk membentuk karakter kita.
- Kejadian-kejadian buruk seringkali Tuhan gunakan untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita
- Kita mengenal Tuhan secara pribadi lewat kejadian buruk yang Tuhan ijinkan terjadi.
Ketika para murid berseru, Yesus segera menolong mereka. Taufan dan ombak ganas dijadikan-Nya tenang. Ketika kita berseru kepada Tuhan, Tuhan segera menolong kita dan menjadikan segala sesuatunya menjadi baik. Hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita dapat Tuhan ubah menjadi baik karena Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas segalanya. Segala sesuatu menjadi mungkin ketika Dia menghendakinya.
Ketika masalah telah berlalu hidup kita kembali menjadi tenang tetapi kita punya pengalaman yang baru hidup bersama Tuhan. Apapun pergumulan yang sedang kita hadapi saat ini, percayalah engkau tidak sendirian. Yesus ada bersamamu. Berserulah kepada-Nya dan Dia akan segera bertindak.
Firman Tuhan tidak menjanjikan kita akan hidup bebas dari masalah bersama Yesus tapi Firman Tuhan menjanjikan selalu ada jalan keluar dalam setiap masalah bila kita percaya pada Yesus.
6. Yesus menegor para murid ( ayat 40 )
Kenapa para murid tidak segera berseru kepada Yesus ketika taufan dan ombak ganas melanda perahu mereka ?
- Karena mereka adalah nelayan dan mereka sudah biasa menghadapi keadaan seperti ini jadi mereka mengandalkan diri sendiri.
- Menurut mereka Yesus adalah tukang kayu yang tidak tahu apa-apa tentang bagaimana menghadapi taufan dan ombak ganas
Seringkali kita membatasi kuasa Tuhan dengan pikiran kita. Kita berpikir Tuhan juga memiliki banyak keterbatasan seperti kita. Mari kita rubah cara pandang kita kepada Tuhan. Pikiran kita terbatas tapi pikiran Tuhan tidak ada batasnya. Kemampuan kita terbatas tapi kemampuan Tuhan tidak ada yang membatasi.
7. Nama Tuhan dimuliakan ( ayat 41 )
Lewat pengalaman ini para murid mulai sadar akan kebesaran kuasa Tuhan dan mereka menjadi takut. Takut bisa berarti hormat, takjub, memuliakan Tuhan.
Labels: Indonesia
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home